How Beauty Brands Can Leverage Influencer Marketing

With the rise of social media platforms such as Instagram, influencer marketing’s popularity has soared. Many influencers collaborate with both big and small brands to market their products and…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Glance at our glimpse past.

Ballroom hotel Grand Hyatt Jakarta sekarang sudah di isi penuh dengan hampir 700 tamu undangan, jamuan makan malam keluarga Hillary’s itu di selenggarakan untuk merayakan sukses nya brand local Indonesia setelah terjun ke ranah internasional.

Berbagai kalangan old money, seperti keluarga Damaresh, keluarga besar Arkatama, keluarga besar Alhakim, Noere dan tentu nya Bagaskara hadir memenuhi undangan mereka. Sajian makanan pun tersedia mulai dari appetizer hingga dessert, semua adalah makanan kebanggaan Grand Hyatt yang kemarin sudah di pilih Arleen dan mami nya.

Arleen terlihat duduk di kursi berlapis kain putih yang mengelilingi meja bulat, meja itu diisi oleh kakak nya — Alsaki Reiga, Karenina dan juga Arsen dan Kavin.

Kavin disini datang memenuhi undangan sebagai supermodel Hillary’s yang telah berhasil melangsungkan debut runaway nya.

Mata Arleen dari tadi tidak henti henti melirik layar handphone yang menampilkan roomchat lelaki nya, sejak pukul 10 pagi tadi ia sudah mengabari Abas mengenai bouquet bunga yang ia terima, namun rentetan pesan itu belum mendapat balasan.

“Abas sibuk kali.” Arsen menegur wanita itu.

Arleen mengalihkan pandangan ke laki laki yang duduk tepat di depan kursi nya. “Dia sibuk banget ngurus masalah di sulawesi ya Sen?”

Arsen mengangguk. “Kalo udah sampe harus berangkat kesana, berarti itu gak bisa di handle sama Bayu, Richard dan Tantri.”

Wanita itu mengangguk. Berarti salah satu alasan terbesar pesan nya tidak di balas karena Abas sibuk. Biasanya wanita itu maklum karena sesibuk sibuk nya Abas, ia selalu menyempatkan membalas pesan walaupun hanya dengan kata kata “Talk to you later.” atau “Gotta go sweetheart.”

Tapi mungkin kali ini ia memang tidak dapat mengecek handphone nya karena masalah kerjaan yang serius.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, saat nya para tamu undangan mengucapkan terimakasih dan juga salam perpisahan kepada tuan acara. Arleen selaku anak bungsu dari keluaga pemilik acara pun di landa kesibukkan menemui tamu secara tiba tiba.

Acara malam ini sangat private, tanpa media satupun. Itu keinginan Celine — Mami Arleen. Di tambah juga anak anak nya — Ega dan Arleen membenci banyak perhatian. Jadi yang menyapa Arleen dari tadi 90% berarti teman dekat ibu nya semua termasuk Tessa.

Mau acara formal dan non formal sekalipun, Tessa selalu memilih fashion yang sangat berbeda dari kebanyakan ibu malam ini. Celana cutbray hitam dan kemeja coklat di padukan dengan coat Balenciaga berhasil membuat Tessa 7tahun lebih muda dari umurnya. Bahkan ia hampir setara dengan Tanisha yang berdiri tidak jauh di belakang bunda nya.

“Maaf ya abang gak bisa dateng, tadi abang juga titip salam dan minta maaf karena harus bunda yang wakilin.” Tessa memeluk Arleen dan tersenyum lebar.

Arleen membalas pelukan Tessa dan berujar. “Iya bunda, gapapa kok. Abas juga udah bilang ke aku tadi.”

Thanks ya Sha udah dateng.” Arleen beralih memeluk Tanisha, si duplikat Abas. Beda nya Tanisha tidak memiliki moles yang menurut Arleen adalah poin utama anak sulung keluarga Bagaskara itu.

Setelah melihat semua tamu undangan pulang dari acara, Arleen rasanya ingin cepat cepat pulang juga. Esok ia masih harus kerja di pagi hari, maka dari itu ia membutuhkan istirahat yang cukup. Wanita itu segera berjalan menuju pintu keluar sampai Ega menarik tangan Arleen menjauh dari sana “Lin kakak ambil mobil dulu, di luar ternyata banyak banget fans nya Kavin.”

Arleen yang sudah sangat lelah kala itu hanya mampu mengangguk dan kembali duduk di kursi kosong dekat pintu, kesal rasanya namun itulah resiko jika berada di kalangan orang terkenal.

Wanita itu memijit ujung kaki nya yang pegal karena seharian berjalan menggunakan heels. Walaupun kerjaan nya juga menuntut menggunakan heels setiap hari, tapi wanita itu masih saja mengalami gejala ini. Rasanya rindu memakai alas kaki crocs putih kesayangan nya di rumah.

“Arleen, we need to talk.”

Sepasang sepatu pantofel hitam mengkilat berhenti tepat di depan Arleen. Wanita itu mengadah mencari tau siapa pemilik di balik sepatu itu. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati seorang laki laki jenjang pemilik sebuah senyuman yang dulu sangat ia sukai.

“Kak Jendral?”

Jendral berdiri dengan satu tangan ia masukkan ke dalam kantong celana, berbeda dengan penampilan yang Arleen temui satu tahun lalu, potongan rambut laki laki itu lebih pendek dari sebelumnya, padahal rambut gondrong Jendral dulu selalu menjadi favorite Arleen.

Yang di tatap mengeluarkan senyuman terbaik nya, kemudian ia berlutut dan menyerahkan sepasang sendal hotel milik Grand Hyatt yang Arleen duga di berikan receptionist di luar Ballroom.

Jendral menarik kaki kanan dan kiri Arleen bergantian sehingga kedua kaki wanita itu sekarang beralaskan sendal hotel yang ringan.

Arleen masih saja diam seribu bahasa, bahkan ketika Jendral melakukan hal manis di depan nya ia tidak bisa menghentikan itu. Jendral tidak berubah, ia masih sama seperti 2 tahun lalu. Selalu saja manis, semua milik Jendral sangat manis.

Laki laki itu kemudian berdiri seraya mengambil heels yang Arleen kenakan tadi.

I keep this, saya kembaliin kalau kita sudah selesai ngomong, boleh ya?”

Enough, Kak.” Arleen menurunkan pandangan nya.

“Everthing we started has going too far to even forget Lin, I haven’t had enough time to explain everthing.”

Jendral mendekat me arah Arleen dan meraih satu tangan nya. “Please give me a chance even its just to explain.”

Jendral dan Arleen adalah sepasang kekasih dulu, bahkan hampir sampai ke tahap serius. Hari dimana Arleen lulus dan menjadi penyiar resmi salah satu stasiun televisi terbaik di Indonesia menjadi hari dimana Jendral melamar nya.

Berbekal satu bouquet bunga Rose dan sepasang cincin dari Tiffany&Co, Jendral berlutut di depan Arleen dan menyatakan keinginan nya melamar wanita itu. Tanpa fikir panjang, Arleen langsung menyetujui nya.

Kebahagiaan malam itu ternyata tidak berlangsung lama, Jendral harus menyampaikan berita terburuk yang belum pernah Arleen dengar sebelumnya. Lelaki yang baru saja melamar nya itu memiliki seorang anak dari perempuan lain. Hati Arleen hancur, ia seperti hidup tanpa nyawa saat itu. Dan terpaksa mereka harus berpisah.

Namun, tepat di tahun yang sama laki laki itu kembali dan berhasil membuktikan bahwa itu semua tidak benar. Ia di fitnah oleh wanita bejat dengan tujuan bisnis perusahaan.

Jendral Saga Tama adalah anak dari pengusaha kaya asal Surabaya. Kelicikan orang orang di sekitar Jendral memang sering terjadi, namun ia tidak menyangka diri nya akan menjadi salah satu korban dari ke naifan orang di dunia bisnis hingga menyebabkan Jendral kehilangan perempuan yang sangat ia cintai, yaitu Bidadari Arleen.

Arleen hanya lah Arleen. Wanita itu sudah merasakan kekecewaan yang luar biasa di malam ia mendengar kabar dari Jendral. Hal itu membuat ia sulit menaruh kepercayaan lagi pada lelaki itu dan menyebabkan Jendral terus terus an berusaha mengambil hati Arleen kembali setahun belakangan ini.

Raut wajah Arleen berubah signifikan, wanita itu merasakan ketulusan sorotan mata seorang Jendral. Tak terasa air mata yang sudah membendung itu lolos begitu saja membasahi pipi nya yang masih tertutup makeup.

Jendral panik, ia menangkup wajah Arleen dengan satu tangan dan melihat wanita itu menangis tanpa suara, kemudian ia langsung mendekap Arleen dan membiarkan wanita itu menangis di dada nya.

Pelukan yang sangat ia rindukan, masih sama dengan dua tahun lalu, perasaan Jendral untuk Arleen tidak pernah berubah sedikitpun.

Arleen terus menangis di balik jas hitam milik Jendral.

Tanpa ia sadari sepasang mata hitam memandangi wanita itu dari kejauhan.

Add a comment

Related posts:

Fire is the Natural Energy for the Month of August

The natural energy that is predominant for the month of August is Fire energy. August is a time in which you can put a focus on self-development and personal growth. A time during which you will…

To Let A Thousand Colors Fly

In a world where orange is the new black And we care more for the discomfort Of the criminals that we see on t.v. Than we do for each other Distressed for days at the loss of a make-believe prisoner…

Nobody wants to be woken up at 4 am

Farfetch journey into monitoring started since its foundation, 10 years ago. As one might expect, several approaches were tested, implemented and discarded along the way. This organic growth brought…